Wednesday, November 7, 2012

Apakah Memperhatikan Sabun yang Anda Pakai?

clip_image002

Seringkali apa yang telah ditentukan dalam undang-undang tidak semestinya dilaksanakan dalam dunia keseharian. Hal ini dapat dilihat dari lahirnya Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, utamanya mengenai hak dan kewajiban konsumen dalam Pasal 4, yaitu hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang

dan/atau jasa dan hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa.

Kembali kepada judul di atas, apakah kita telah memperhatikan sabun yang tiap hari kita pakai, apakah sabun tersebut telah aman kita pakai, apakah telah ada jaminan tentang keamanan sabun yang telah dipakai tersebut.

Ada kalanya, pemakai barang diyakinkan dengan keamanan barang produksi suatu pabrik dengan pencantuman label HALAL, tera register Dinkes (Dinas Kesehatan), atau pun tera register BPOM atau POM.

Penulis sedikit tergelitik rasa ingin tahu terhadap sabun yang tiap hari penulis pergunakan untuk kebersihan badan.

Pertanyaan yang terlontar dalam benak penulis adalah, apakah pada sabun yang ada label HALAL atau pun tera register Dinkes, BPOM, juga POM sebagaimana pada contoh gambar di atas konsumen Indonesia telah aman?

Pertanyaan demikian muncul pada diri Penulis, karena telah ditemukan beberapa artikel dan berita mengenai “triclosan” yang masih diragukan keselamatan bagi penggunanya, seperti Bahaya Tersembunyi di Balik Produk Pembersih Rumah, Triclosan pada Sabun Sebabkan Kelemahan Otot, dan Triclosan bisa merusak otot.

Oleh karena itu, dalam tulisan blog ini penulis sengaja memberikan cara pandang yang kritis mengenai penggunaan sabun yang digunakan dalam keseharian konsumen Indonesia, yakni menghendaki agar pelaku usaha dalam hal ini pabrikan sabun untuk memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi jaminan barang sabun, serta bagi konsumen untuk selaku memperhatikan komposisi barang yang digunakannya, dan minimal perhatikan apakah barang tersebut telah ada label HALAL atau tera register BPOM, DINKES atau POM.

Kebetulan pada produk sabun yang penulis gunakan kesehariannya telah ada tera register BPOM, sehingga penulis jadi sedikit yakin akan keselamatan sabun tersebut.

Tetapi di lain pihak, dengan munculnya berita sebagaimana di atas, kiranya pemerintah dalam hal ini BPOM juga mengeluarkan siaran pres mengenai amannya penggunaan sabun triclosan.

Penulis juga mencoba menelusuri tera register sebagaimana pada sabun tersebut, dan hasilnya memang benar telah terdaftar.

clip_image004

Penulis juga timbul rasa ingin tahu, loch kok ditulis “notifikasi”, bukannya register POM. Alhasil, penulis menemukan artikel Apa Bedanya Notifikasi Kosmetika dan Registrasi POM?, CEK KEASLIAN NOMOR BPOM PRODUK ANDA (caranya mudah!!)

SUMBER:

Bahaya Tersembunyi di Balik Produk Pembersih Rumah

Kamis, 08/12/2011 09:00 WIB

Hestianingsih - wolipop

Jakarta - Sabun, pelembut kain dan pengharum ruangan merupakan produk yang kita gunakan sehari-hari untuk menjaga kebersihan rumah. Ternyata, produk-produk tersebut menyimpan bahaya tersembunyi bagi kesehatan.
Alasannya, karena sebagian produk pembersih yang ada di pasaran mengandung bahan kimia berbahaya. Jika terpapar langsung setiap hari, bisa berakibat pada gangguan pernapasan bahkan kerusakan ginjal. Ketahui bahan-bahan berbahaya apa saja di dalam produk pembersih rumah tangga seperti yang dilansir Care2, dan temukan solusi lain yang lebih aman.
1. Pengharum Ruangan & Sabun Cuci Piring
Zat berbahaya: Phthalates
Phthalates biasanya banyak ditemukan dalam produk-produk rumah tangga yang berbau harum, seperti pengharum ruangan, sabun cuci piring atau tisue wangi. Produsen biasanya tidak mencantumkan tulisan 'phthalates' pada kemasannya, tapi jika Anda melihat kata 'fragrance' atau 'perfume' dalam daftar kandungan zat, besar kemungkinan produk tersebut mengandung phthalates.
Bahayanya: Zat kimia ini bisa mengganggu kinerja kelenjar endokrin. Menurut temuan dari para peneliti dari Centers for Disease Control and Prevention di Harvard School of Public Health, pria dengan konsentrasi phthalates yang tinggi dalam darahnya, jumlah spermanya berkurang. Phthalates juga bisa memicu migrain dan asthma. Meskipun zat tersebut umumnya masuk ke tubuh lewat pernapasan, tapi bisa juga merusak lewat kulit. Alicia Stanton, MD, penulis Hormone Harmony mengingatkan, phthalates yang terpapar lewat kulit bisa terserap dan mengenai organ-organ dalam.
Solusi: Jika memungkinkan, pilihlah produk yang bebas wewangian atau mengandung bahan organik dan alami. Untuk pengharum ruangan, sebaiknya hindari produk yang mengandung aerosol. Ganti dengan minyak aromaterapi esensial atau cukup buka jendela rumah Anda setiap pagi agar udara segar bisa masuk. Tempatkan juga beberapa tanaman di dalam maupun luar rumah, karena tanaman merupakan penghisap racun alami.
2. Sabun & Deterjen Antibakteri
Zat berbahaya: Triclosan
Triclosan banyak terkandung dalam hampir setiap produk sabun cair, sabun batangan, deterjen dan sabun khusus tangan yang dilabeli 'anti-bakteri'.
Bahayanya: Triclosan merupakan agen anti-bakteri yang sangat agresif, tapi justru bisa memicu pertumbuhan bakteri yang kebal terhadap obat. The American Medical Association pun tidak menemukan adanya bukti bahwa bahan anti-mikroba bisa membuat seseorang jadi lebih sehat atau lebih aman. Artinya, kita sebaiknya tidak menggunakan produk-produk anti-bakteri secara berlebihan karena justru berpotensi membuat mikroba jadi lebih kuat.
Selain itu, beberapa studi juga menemukan bahwa konsentrasi tinggi triclosan sangat berbahaya bagi habitat alga yang hidup di sungai dan aliran air. Triclosan juga bisa mengganggu keseimbangan dan fungsi hormon pada tubuh manusia.
Solusi: Deterjen dan sabun biasa (tanpa triclosan atau anti-bakteri) sebenarnya sudah cukup untuk membunuh bakteri. Hanya gunakan produk mengandung triclosan jika Anda berada di lingkungan yang sangat kotor dan penuh kuman, misalnya toilet umum, lokasi bencana atau setelah kontak langsung dengan luka menganga agar bakteri dan kuman bisa mati dengan cepat. Sementara untuk keperluan sehari-hari, hindari penggunaannya.
3. Pelembut Kain
Zat berbahaya: Quartenary Ammonium Compounds (QUATS)
Terdapat dalam cairan pelembut kain dan sebagian besar pembersih perabot rumah tangga yang dilabeli 'anti-bakteri'.
Bahayanya: Quats merupakan bentuk lain dari anti-mikroba, dan efeknya sama seperti triclosan yang berpotensi menumbuhkan bakteri yang kebal terhadap antibiotik. Quats juga bisa membuat kulit iritasi; sebuah penelitian yang dilakukan selama 10 tahun mengungkap bahwa quats adalah salah satu pemicu terjadinya infeksi kulit. Menurut Rebecca Sutton, PhD, ilmuwan senior dai Environmental Working Group, quats juga diduga jadi penyebab gangguan pernapasan.
"Ada bukti yang menunjukkan, bahkan orang dengan kondisi fisik sehat yang sehari-harinya terpapar quats bisa menderita asthma," terang Rebecca.
Solusinya: Kurangi bahkan jika perlu hentikan pemakaian pelembut kain. Untuk melembutkan kain, Anda bisa gunakan bahan alami dengan campuran cuka dan tea-tree oil.
"Cuka merupakan pelembut kain yang alami. Tidak hanya bebas racun, tapi juga menghilangkan residu sabun dan deterjen," tutur Karyn Siegel-Maier, penulis 'The Naturally Clean Home'.
Sementara itu, tea-tree oil berfungsi sebagai anti jamur. Campurkan beberapa tetes tea-tree oil dengan satu sendok makan cuka, lalu campurkan ke dalam air di botol spray. Sebagai pengharum, tambahkan beberapa tetes minyak lavender. Gunakan campuran ini sebagai pengganti pelembut kain sekaligus anti-bakteri pada pakaian.
4. Cairan Pembersih Jendela & Dapur
Zat berbahaya: 2-Butoxyethanol
Zat 2-Butoxyethanol terkandung dalam cairan pembersih multifungsi, perangkat dapur dan jendela.
Bahayanya: 2-Butoxyethanol merupakan bahan utama pada pembersih jendela. Menurut Environmental Protection Agency (EPA) di Amerika Serikat, bahan ini bisa menyebabkan sakit tenggorokan saat terhirup. Dalam konsentrasi tinggi, 2-Butoxyethanol juga bisa mengakibatkan narcosis (penurunan fungsi sistem saraf pusat), serta kerusakan pada liver dan ginjal. Efeknya bisa lebih berbahaya jika digunakan di dalam ruangan kecil dan tertutup.
"Jika Anda membersihkan di dalam area terbatas, misalnya kamar mandi tanpa ventilasi udara, Anda bisa terkena paparan 2-Butoxyethanol dalam level yang tinggi," ujar Rebecca.
Solusinya: Bersihkan kaca jendela dan cemin dengan koran bekas yang dibasahi cuka. Untuk membersihkan dapur, gunakan bahan pembersih buatan sendiri. Campurkan baking soda, cuka dan minyak esensial. Campuran ini menghasilkan formula pembersih alami yang aman bagi kesehatan.
(hst/hst)

Redaksi: redaksi[at]wolipop.com

(Sumber: http://wolipop.detik.com/read/2011/12/08/085829/1785791/858/bahaya-tersembunyi-di-balik-produk-pembersih-rumah, diakses 07-Nov-12 11:56)

 

Triclosan pada Sabun Sebabkan Kelemahan Otot

Rabu, 15 Agustus 2012 | 23:04 WIB

TEMPO.CO, New York - Bahan kimia yang disebut triclosan jamak dipakai dalam produk sabun tangan antiseptik, produk krim pencukur, pasta gigi, dan deodoran sebagai pembunuh kuman. Namun sebuah studi baru menemukan bahan kimia tersebut tak hanya membunuh organisma musuh tubuh, namun juga menyebabkan efek lain: dapat melemahkan kontraksi otot.
Peneliti di University of California di Davis menguji coba pada serat-serat otot ikan dan tikus. Hasilnya, mekanisme kontraksi normal kedua binatang ini mengalami gangguan. Kedua otot rangka dan otot jantung pada binatang ini tidak lagi dioperasikan secara normal.
Pada tikus, terjadi pengurangan 25 persen dalam fungsi jantung yang diukur dalam waktu 20 menit setelah terpapar bahan kimia itu. Selain itu, terjadi pengurangan 18 persen untuk kekuatan cengkeraman - hingga 60 menit setelah paparan. Ikan yang berenang di triclosan yang tercemar air selama tujuh hari menunjukkan performa yang buruk saat berenang.
Sementara bukti toksisitas sebagian besar didasarkan pada penelitian pada hewan, beberapa ahli mengatakan bahwa mungkin mempengaruhi manusia juga. "Ini adalah temuan yang menarik dan potensial," kata Dr Philip J. Landrigan, dekan kesehatan global di Departemen Pengobatan Pencegahan di Mount Sinai School of Medicine di New York City. "Banyak bahan kimia sintetik yang sekarang dikenal sebagai racun bagi manusia pertama kali diakui sebagai beracun dalam studi hewan."
Penelitian sebelumnya telah menemukan bahwa triclosan dapat mengubah regulasi hormon pada hewan dalam skala laboratorium, atau menyebabkan resistensi antibiotik. Namun sejauh ini produsen bersikeras bahwa tidak ada bukti nyata triclosan berbahaya bagi manusia. Mereka juga menunjukkan beberapa studi terbaru yang mengupas efektivitas zat itu dalam membunuh kuman.
Saat ini, Otoritas Keamanan Makanan dan Obat-obatan AS (FDA) dan Environmental Protection Agency sedang meninjau aspek keamanan triclosan. Namun sejauh ini FDA mengatakan tidak memiliki bukti cukup untuk melarangnya.
Awalnya dikembangkan sebagai pestisida, triclosan kini juga ditambahkan ke item rumah tangga seperti tempat tidur, pakaian, mainan, dan tas sampah, dan telah berlangsung selama lebih dari 40 tahun. Endapan bahan kimia telah terdeteksi di saluran air, serta berbagai organisme hidup. Dalam tes pada manusia, triclosan muncul dalam urin, darah, susu, bahkan payudara. Bahkan, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit menemukan endapan triclosan ditemukan dalam urin dari 75 persen orang Amerika berusia di atas 5 tahun.
ABC | TRIP B

(Sumber: http://www.tempo.co/read/news/2012/08/15/060423851/Triclosan-pada-Sabun-Sebabkan-Kelemahan-Otot, diakses 07-Nov-12 11:51)

 

Triclosan bisa merusak otot

Selasa, 14 Agustus 2012 14:28 WIB

Jakarta (ANTARA News) - Para peneliti kian memperhatikan triclosan - zat kimia antibakteri yang biasa ditemukan pada sabun, deodoran, obat kumur, pasta gigi, dan bahkan mainan dan kantung sampah-- setelah sebuah penelitian menunjukkan senyawa itu memiliki kemungkinan merusak fungsi otot.
Peneliti pada Universitas California Davis dan Universitas Colorado meneliti sel otot jantung dan serat otot rangka yang diberi triclosan.
Mereka juga menyalurkan stimulasi elektrik yang normalnya menimbulkan kontraksi pada otot, tapi triclosan tampak merusak dua protein yang terlibat dalam kontraksi yang menyebabkan rangka serat jantung gagal pada tingkat sel.
Tim juga menguji dua kelompok hewan.
Mereka membius tikus dengan triclosan dan mengamati hingga 25 persen pengurangan fungsi jantung selama 20 menit.
Untuk meniru efek triclosan pada lingkungan laut, peneliti memberi triclosan pada ikan kecil dalam air selama tujuh hari. Kemampuan berenang ikan itu menurun signifikan.
"Kami menunjukkan triclosan berpotensi merusak fungsi otot dengan menganggu dua protein yang penting untuk kehidupan," kata Isaac Pessah, peneliti UC Davis seperti dikutip livescience.com. "Lembaga regulator harus memikirkan ulang apakah senyawa itu boleh dipakai pada produk konsumsi," katanya.
Para peneliti membutuhkan tes tambahan untuk benar-benar memahami efek triclosan pada manusia, namun penemuan ini menunjukkan triclosan memiliki konsekuensi negatif pada hewan dan kesehatan manusia pada tingkat paparan tertentu.
Data lingkungan dari pemerintah AS menunjukkan senyawa itu selain ada dalam saluran air, ganggang, ikan dan lumba-lumba, juga pada urin manusia, darah, dan ASI.
Di luar potensi bahaya bagi kesehatan, efektivitas penggunaan sabun mengandung triclosan masih diperdebatkan.
(nta)

Editor: Jafar M Sidik

(Sumber: http://www.antaranews.com/berita/327510/triclosan-bisa-merusak-otot, diakses 07-Nov-12 11:48)

 

Apa Bedanya Notifikasi Kosmetika dan Registrasi POM?

Mbak Saya pengguna produk TULL JYE Cream Big A. Sesuai saran mbak Rina harus periksa nomor registrasi, disitu tertulis Nomor registrasi : CL 1004503665. Lalu ketika saya saya sy meng-klik tulisan Notifikasi Kosmetika Online di Menu Utama Badan POM dan mengetikkan kata tull jye di situ tertera POM NA 47110101080. Kok beda ya? yang ingin sy tanyakan :
1. Apa yang dimaksud dengan Notifikasi Kosmetika Online?
2. Masih baik & aman kah produk tull jye sy?
Terima Kasih banyak, Mba..

Untuk membuat sebuah produk kosmetik maka produk tersebut harus di daftarkan ke Badan POM. Ada serangkaian proses panjang yang biasanya disebut proses registrasi produk. Umumnya bisa berlangsung 1- 3 tahun tergantung produknya. Kok lama sekali? tentu karena untuk keluar nomor registrasinya perlu banyak dokumen, validasi, formula, stabilitas produk, dan kandungan bahan tersebut aman atau tidak, lolos uji dan sebagainya. Kalo sudah keluar nomor registrasinya akan diberi barcode. Inget huruf depannya saja. Kalo CD artinya Cosmetic Dalam Negeri. CL artinya Cosmetic dari Luar negeri.

Sejak adanya Harmonisasi ASEAN 2010 dimana barang import dapat masuk lebih leluasa ke negara-negara ASEAN maka untuk memudahkan masuk dan meregistrasi maka dibentuk suatu sistem dari pemerintah dimana produk impor yang masuk tidak membutuhkan waktu yang panjang dan berliku. Cukup hanya didaftarkan saja dan tidak dilakukan pengetesan bahan tersebut (hanya kelengkapan dokumentasi dan data pendukung). Keamanan produk tersebut dijamin oleh negara pembuat bukan negara yang dituju.

Misalnya Produk A dibuat oleh negara Filipina dan sekarang produk A masuk ke Indonesia maka produk A cukup didaftarkan saja ke Badan POM dan mendapat nomor notofikasi ( disingkat NA). Jika sudah mendapat nomor maka bisa dijual di Indonesia, soal keamanannya diserahkan pada produsen pembuat dinegara Filipina dan bukan dari BPOM.

Jika beredar sudah dipasaran BPOM kita akan mengambil sample di pasaran produk A ( disebut post market surveillance) dan dicek apakah ada kandungan bahan berbahya atau tidak. Jika ada, maka produk tersebut dapat ditarik kembali dari pasaran. Itulah cara kerja registrasi dengan sistem NA ( Notifikasi). Saya berharap sudah mengerti apa itu Notifikasi clip_image005
Sekarang tidak tidak perlu ragu kalo produknya kok beda yang satu CL dan NA. Nomor registrasi dengan sistem NA baru berjalan 2 tahun ( sejak 2010), tentu saja bisa terjadi 2 nomor registrasi tetapi itu satu produk yang sama. CL= Cosmetik Luar negeri tentu saja produk tersebut dapat menggunakan nomor registrasi NA. Sepanjang tidak ada berita penarikan kembali maka produk tersebut masih aman dan dapat digunakan dengan baik. Terimakasih

Selalu inget sebelum menggunakan produk kosmetik untuk selalu mengecek nomor registrasi di Badan POM atau di dengan sistem Notifikasi Kosmetika. Jadilah pembeli yang smart dan tidak mudah terlena oleh euforia iklan sesaat.

(Sumber: http://tukangobatbersahaja.com/2012/01/16/apa-bedanya-notifikasi-kosmetika-dan-registrasi-pom/, diakses 07-Nov-12 14:18)

 

CEK KEASLIAN NOMOR BPOM PRODUK ANDA (caranya mudah!!)

a. UNTUK PRODUK KELUARAN s/d TAHUN 2010 (KODE DEPAN CD/CL)
Nomor Registrasi BPOM
Nomor yang diterbitkan oleh Badan POM memiliki arti khusus

TR = Obat tradisional produksi dalam negeri
TI = Obat tradisional Import
SD = Suplemen produksi dalam negeri
SI = Suplemen Impor
MD = Makanan produksi dalam negeri
ML = Makanan impor
CD = kosmetik dalam negeri
CL = kosmetik impor
CA = kosmetik dengan tanda notifikasi

Penerbitan nomor kode produksi : misalnya “TR0907035″

TR = menunjukkan kode “tradisional dalam negeri”
09 = menunjukkan “tahun pembuatan”
07 = menunjukkan “bulan pembuatan”
03 = menunjukkan produksi ke berapa pada bulan tersebut
5 = menunjukkan jumlah produksi (dalam ribuan) pada bets ybs.

sumber: http://kautsarku.wordpress.com/2011/01/31/cara-mengecek-no-bpom-asli-suatu-produk/

b. UNTUK PRODUK KELUARAN TAHUN 2010 s/d sekarang (KODE DEPAN NA)
Menurut “PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR://1176/MENKES/PER/VIII/2010 TENTANG NOTIFIKASI KOSMETIKA”
(http://pom.go.id/public/hukum_perundangan/pdf/PERMENKES-1176.pdf)
Mulai tahun 2011, BPOM menggunakan sistem baru berupa notifikasi.

Cara cek nomor notifikasi:
BUKA http://notifkos.pom.go.id/bpom-notifikasi/

(Sumber: http://krimwaletbahaya.wordpress.com/cara-mengecek-keaslian-nomor-bpom/, diakses 07-Nov-12 14:23)

No comments:

Post a Comment