Wednesday, June 17, 2020

APA YANG SAYA LAKUKAN, JIKA SAYA MENJADI PIMPINAN


Penulis berlatar belakang sebagai Pelaksana Kebijakan di instansi yang berwenang di penegakan hukum telah mencermati perkembangan perubahan instansi yang cukup signifikan. Penulis diangkat dan dilantik sejak tahun 2006 yang diamanahkan untuk menenerima, memeriksa, memutus dan mengadili perkara. Sebelumnya Penulis sudah diangkat sebagai Pegawai Negeri Sipil sejak tahun 2003.



Perubahan instansi dibidang KKN (Kolusi, Korupsi, dan Nepotisme) berkembang cukup cepat untuk melaksanakan perintah Presiden, yaitu instansi yang bersih dari KKN. Juga Pimpinan instansi sudah mengeluarkan kebijakan yang mendukung perintah Presiden tersebut yang ditindaklanjuti dengan perubahan sistem ataupun prosedur kerja di instansi.

Tetapi, timbul pertanyaan Penulis: “Kenapa masih ada beberapa oknum yang melakukan KKN?”

Perenungan Penulis untuk sementara telah menyimpulkan bahwa salah satu faktor penyebab masih adanya KKN di lingkungan instansi adalah “keyakinan” KKN tidak baik, yang memegang peranan penting dalam perkembangan instansi yang bersih dari KKN.

Selanjutnya, timbul pertanyaan mendasar: ASN (Aparatur Sipil Negara) telah bersumpah dengan agama dan kepercayaannya dalam mengemban jabatannya, tetapi kenapa masih ada beberapa oknum ASN yang melakukan KKN dan tidak yakin bahwa Tuhan akan menjamin hidupnya?

Singkat tulisan, Jika Penulis diamanahkan menjadi Pimpinan di instansi, Penulis akan memfokuskan peningkatan “KEYAKINAN”  bahwa KKN tidak baik untuk diri, keluarga, masyarakat, instansi, dan negara pada setiap diri ASN di lingkungan instansi yang Penulis pimpin.

Tools, sistem, SOP, sudah banyak tersedia dan telah ditetapkan dengan kebijakan oleh Pimpinan penulis, tetapi masih belum optimal untuk menimalisir KKN, karena Penulis berpersepsi bahwa oknum ASN yang melakukan KKN “tidak” yakin dampak buruk yang ditimbulkan dari KKN.

Ustadz, Kyai, Pendeta, Ulama, dan Tokoh Agama telah banyak mengingatkan pemeluknya, tetapi pemeluknya tidak yakin apa yang diingatkan kepadanya, bahwa KKN tidak baik bagi diri dan sekitarnya.

Penulis bepersepsi bahwa tools, sistem, SOP, dan kebijakan anti KKN yang telah ditetapkan oleh Pimpinan adalah sebagai kendaraan, sedangkan “keyakinan” KKN tidak baik adalah sebagai bensin atau bahan bakar untuk menggerakkan kendaraan anti KKN.



No comments:

Post a Comment